Saturday, February 13, 2016

Muda, Cantik, Mematikan: Inilah Sniper-sniper Wanita Legendaris Dalam Perang Dunia II

Umumnya, para prajurit yang turun bertempur ke medan peperangan adalah para prajurit pria. Namun apabila Anda mengetahui fakta mengejutkan ini, maka kesan Anda pertama kali adalah tidak percaya.

Namun inilah fakta di Rusia, ternyata kaum wanita ikut bertempur di medan perang dan membunuh musuhnya dengan berdarah dingin dan penuh ketenangan sebagai sniper. Jumlah korban yang menjadi tumbal peluru senapannya pun tidak main-main.

Sejarah mencatat, bahwa dalam medan pertempuran Perang Dunia II yang punya pasukan sniper (penembak jitu wanita). Jumlah mereka pun sekitar 800.000 sniper wanita, dan dari jumlah tersebut ada sekitar 2.000 yang dapat dikategorikan sebagai penembak jitu andal.

Total "prestasi" mereka dalam Perang Dunia II adalah menewaskan lebih dari 12.000 tentara Nazi jerman dengan senapan sniper Mosin-Nagat atau Tokarev SVT-40 mereka.

Inilah sosok-sosok cantik namun mematikan yang pernah dicatat oleh sejarah

1. Claudia Kalugina
Ia merupakan wanita termuda yang pernah dididik sebagai sniper dalam militer Soviet pada tahun 1943. Ia mulai aktif "berpartisipasi" pada Perang Dunia II mulai tahun 1944. Peluru senapan snipernya telah memakan korban sebanyak 257 prajurit Nazi Jerman.

Claudia Kalugina
Claudia Kalugina

Sungguh sebuah catatan prestasi yang fantastis.

2. Roza Georgiyevna Shanina
Si cantik ini juga menjadi momok bagi tentara Nazi Jerman yang menjulukinya sebagai Tteroris dari Prusia Timur". Moncong senapan snipernya telah memakan korban tak kurang dari 75 orang tentara Nazi.

Roza Shanina
Roza Shanina

Namun ia gugur pada 28 Januari 1945 setelah unitnya terkepung dan terpojok. Ia gugur dalam upayanya mengorbankan diri sebagai perisai hidup bagi seorang komandan artileri Soviet.

3. Nina Pavlovna Petrova
Nina Petrova termasuk sniper yang paling senior karena sniper-sniper lainnya rata-rata masih berusia 20an dan pertengahan 30an tahun. Ia menjadi sniper karena mengajukan diri secara sukarela pada usianya yang ke-48. Karena ia termasuk senior, maka oleh kawan-kawannya dijuluki "Mama Nina"/

Nina Pavlovna Petrova
Nina Pavlovna Petrova

Catatan "prestasi" Nina Petrova pun tidak main-main. Bidikannya berhasil mencatatkan total 122 tentara musuh yang tewas. Uniknya, Nina Petrova justru tewas bukan saat berperang, melainkan karena kecelakaan mobil di usia 53 tahun, tepat 7 hari sebelum PD II berakhir.

4. Nina Alexeyevna Lobkovskaya
Wanita cantik ini menjadi salah satu sniper dalam pasukan Soviet karena sebuah alasan yang unik, yaitu karena memendam dendam karena kematian ayahnya Alexei pada “Battle of Voronezh”, Oktober 1942.

Nina Alexeyevna Lobkovskaya
Nina Alexeyevna Lobkovskaya

Catatan "prestasi"-nya dalam menembak mati 89 prajurit musuh membuatnya bertugas pada 2 angkatan sekaligus, yaitu angkatan darat dan angkatan laut dengan menjadi komandan bagi lebih dari 100 orang sniper wanita lainnya.

5. Tatiana Ignatovna Kostryna
Tatiana juga dikenal dengan catatan penembakan jitunya yang fantastis yaitu ia berhasil menembak mati prajurit musuh sebanyak 125 orang dalam pertempuran pada Perang Dunia II.

Tatiana Ignatovna Kostryna
Tatiana Ignatovna Kostryna (kiri)

Ia pun juga menjadi komandan satu batalyon infanteri pasukan Soviet pada tahun 1943 setelah komandan dan seluruh staf batalyon tersebut gugur dalam sebuah pertempuran.

6. Lyudmila Mykhailivna Pavlyuchenko
Lyudmila yang berparas cantik ini adalah seorang sarjana lulusan Universitas Lyiv sebelum bergabung sebagai sniper dalam militer Uni Soviet. Gadis jelita ini menjadi sniper yang paling ditakuti oleh Nazi Jerman karena "catatan kematian"-nya yang membuat geleng-geleng kepala. Apa pasal?

Hanya dalam waktu 14 saja sejak ia bertugas di Divisi Senapan Ke-25 Tentara Merah Soviet, Lyuda (demikian panggilan Lyudmila) sudah menewaskan sebanyak tak kurang dari 390 tentara musuh lewat bidikannya yang presisi.

Lyudmila Mykhailivna Pavlyuchenko
Lyudmila Mykhailivna Pavlyuchenko

Sayangnya, Lyudmila harus ditarik mundur dari medan peperangan, karena terluka akibat gempuran mortir Jerman yang membabi buta. Sejak saat itu, Lyuda tak pernah lagi terjun ke medan pertempuran.

"Prestasi" Lyudmila dalam membunuh banyak musuh akhirnya bahan” propaganda oleh Pemerintah Soviet. Ia pun sering diundang sebagai pembicara untuk memberikan kesaksian terkait kiprahnya di medang Perang Dunia II dalam rangka menyemangati kaum wanita negerinya untuk berbakti kepada negara.

Lyuda bahkan jadi warga Soviet pertama yang pernah diundang ke merika Serikat Franklin Delano Roosevelt, beserta istri, Eleanor Roosevelt.. Setelah perang usai, ia melanjutkan kuliahnya dan menjadi sejarawan. Kehidupannya sempat dibuat film pada 2015 dengan judul " Battle for Sevastopol”.
(Bussines Insider, Rare Historical Photos, Fire Arms Talk)

No comments:

Post a Comment