Thursday, September 22, 2016

Tak Terima Kekalahan Diganyang Timor Leste, Pemain Malaysia Picu Perkelahian

Apabila melihat hasil pertandingan grup timnas Indonesia di Piala AFF Championship U-19 yang berlangsung di Vietnam pada September 2016 ini, sudah saatnya para pemangku kepentingan dalam persepakbolaan Indonesia mawas diri karena kita sudah semakin tertinggal.

Sudah saatnya pemerintah lebih “galak” dalam menginstruksikan PSSI untuk serius memfokuskan pembinaan sepakbola usia muda karena timnas sepakbola U-19 kita yang merupakan juara bertahan tidak bisa berbicara banyak alias tidak bisa lolos dari penyisihan grup.

Bahkan Malaysia yang pernah menjadi juara Asia Tenggara pada AFF Suzuki Cup 2010 dengan mempecundangi tim nasional Indonesia yang diperkuat oleh Cristian Gonzalez di babak final pun harus bertekuk lutut di tangan “anak baru” dalam kancah persepakbolaan ASEAN yang juga pernah menjadi propinsi ke-27 Negara Kesatuan Republik Indonesia, Timor Leste.

Ada pemandangan “menarik” seusai pertandingan antara Malaysia dengan Timor Leste berakhir dengan dengan kemenangan Timor Leste dengan skor 3-2 ini yaitu adanya keributan setelah salah satu pemain Malaysia tersulut emosinya mungkin karena tidak terima dikalahkan oleh negara yang masih “antah berantah” dan tidak punya kompetisi profesional.

Pertandingan yang berlangsung hari Sabtu tanggal 17 September ini pun menjadi ricuh.

Pelatih Malaysia, Frank Bernhardt memang memainkan seluruh pemain terbaiknya di laga tersebut. Namun mereka bermain buruk..

Bahkan dalam keadaan tertinggal, mereka kerap melakukan pelanggaran kasar pada para pemain Timor Leste.

Usai pertandingan, di tengah lapangan ada satu pemain Timor Leste yang melakukan selebrasi. Lalu ada pemain Malaysia yang tak terima dan menendang bola ke arahnya.

Situasi pun langsung memanas karena para pemain Timor Leste tak terima dengan tindakan pemain Malaysia bernomor punggung 7 tersebut. Wasit Thoriq Al Khatiri, yang berasal Indonesia dan para asistennya lantas berusaha menenangkan para pemain kedua tim.

Namun saat itulah justru ada satu pemain Timor Leste, bernomor punggung 11, yang luput dari pengawasannya dan terpancing emosi karena perbuatan pemain Malaysia akhirnya melayangkan tamparan keras pada satu pemain Malaysia, yang kebetulan juga bernomor punggung sama, 11.

Asal mula dan keributan tersebut bisa dilihat dalam video singkat berikut:



Bangsa kita adalah bangsa yang (mengaku) berperadaban tinggi, oleh karena itu, hendaknya saat kita mengalami kekalahan seyogyanya kita menerima dengan lapang dada dan introspeksi diri untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi agar bisa kembali bersaing dan bukannya malahan melakukan tindakan kotor dan tak terpuji seperti yang dilakukan pemain Malaysia (dan juga barisan sakit hati di Indonesia).

(istimewa)

No comments:

Post a Comment