Wednesday, October 12, 2016

Hillary Clinton: Amerika Serikat Tidak Berperang Melawan Islam, Tetapi....

Akhir-akhir ini paranoid terhadap Islam atau Islamophobia mengemuka di negara-negara barat, tak terkecuali di Amerika Serikat.

Islamophobia semakin mengerucut di Amerika setelah salah satu kandidat Presiden dari Partai Republik, Donald Trump gemar mengemukakan retorika anti imigran dan anti Islam.

Dalam salah satu retorikanya dalam kampanye, Trump beralasan bahwa Islam membahayakan kerukunan Amerika oleh karena itu dia akan melarang masuk semua imigran khususnya yang beragama Islam untuk masuk wilayah Amerika Serikat.

Hillary vs ISIS
Hillary menyatakan bahwa AS tidak pernah anti Islam

Sedangkan, kandidat Presiden dari Partai Demokrat Hillary Diane Rodham Clinton mengatakan bahwa  Amerika Serikat tidak sedang melawan Islam, melainkan melawan ISIS yang ia sebut merusak citra Islam.

Menurut Hillary Clinton, ISIS bisa dikalahkan jika Amerika Serikat berkoalisi dengan negara-negara Islam dunia.
"Kita tidak sedang berperang melawan Islam. Ada anggapan kita memeranginya itu salah besar. Teroris yang memanfaatkan hal tersebut, seolah-olah kita (AS) memerangi Islam," ucap Clinton dalam debat kedua calon presiden Amerika Serikat di Washington University, St. Louis, Minggu malam 9 Oktober 2016.

Menanggapi semua retorika kampanye Trump, Hillary mengatakan bahwa Amerika Serikat merupakan negara yang justru menjunjung tinggi kebebasan beragama. Hillary menambahkan bahwa Islam di AS sudah ada sejak zaman presiden pertama, George Washington.

Istri mantan presiden AS, Bill Clinton, ini mengatakan muslim telah menjadi bagian dari Amerika Serikat. Sebagai contoh, dia menyebutkan petinju legendaris Muhammad Ali.
"Kita butuh muslim Amerika untuk menjadi mata dan telinga, membuat mereka menjadi bagian dari negara kita," serunya.

Sementara itu, Donald Trump, yang dulu sempat menghina keluarga muslim AS mengatakan tidak lagi melarang semua Muslim masuk ke AS.
"Larangan menerima Muslim telah berubah menjadi pemeriksaan ekstrem," ujarnya.


Martha Raddatz, salah satu moderator debat meminta Trump untuk menjelaskan maksud dari pernyataannya tersebut, namun Trump hanya kembali mengulang kata-kata itu. "Intinya pemeriksaan ekstrem," tuturnya singkat.
(NY Daily News)

No comments:

Post a Comment