Saturday, October 15, 2016

Ini Alasan Harga Tiket Pesawat Ke Jepang dan Korea Lebih Murah Dari Tiket Ke Raja Ampat dan Labuan Bajo

Siapa sih yang tidak mengenal Raja Ampat? Destinasi wisata yang sudah tersohor keindahannya di seluruh dunia ini merupakan tempat impian untuk dikunjungi oleh para traveller. Namun, untuk menuju ke sana ternyata banyak kendalanya.

Salah satu keluhan para traveller yang ingin mengunjungi Raja Ampat atau berbagai destinasi wisata di daerah Indonesia bagian timur lainnya adalah harga tiket pesawat yang mahal.

Untuk menyiasati hal ini biasanya harapan digantungkan pada pameran-pameran wisata yang banyak menawarkan harga tiket yang murah, seperti saat Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2016 fase dua pada 7-9 Oktober 2016 yang lalu.

Sayangnya, dari pengamatan yang dilakukan selama pameran tersebut berlangsung, harga tiket ke Sorong yang merupakan pintu masuk ke Raja Ampat harganya mahal. Harga tiket pesawat ke  Sorong ditawarkan dengan mulai dari Rp 3,3 juta sekali jalan. Jadi minimal berarti setiap traveller memerlukan biaya Rp 6,6 juta rupiah Jakarta-Sorong pergi pulang.

Keindahan Raja Ampat, Papua Barat
Keindahan Raja Ampat yang amat tersohor di dunia (foto: Mountain View Resort)

Mau contoh lain yang juga mahal? Mari kita sebut harga tiket ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pintu masuk untuk melihat Komodo. Untuk menuju kesana, harus mengeluarkan Rp 1,9 juta sekali jalan atau Rp 3,8 juta untuk Jakarta-Labuan Bajo pergi-pulang

Harga tiket ke destinasi tersebut tenyata malahan jauh lebih mahal daripada harga tiket destinasi penerbangan internasional.

Sebut saja, harga tiket dari Jakarta ke Korea Selatan dan Jepang harganya lebih murah daripada tiket ke Sorong dan Labuan Bajo.

Harga tiket Jakarta-Seoul PP dibanderol mulai dari Rp 3,2. Sementara harga tiket Jakarta-Tokyo PP dibanderol mulai dari Rp 3,5 juta. Yang perlu dicatat, harga-harga tersebut sudah pergi pulang, bukan sekali jalan.

Oleh karena itu, tak heran jika Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap harga tiket penerbangan domestik dapat lebih murah dan mendorong pertumbuhan pariwisata dari wisatawan nusantara.

"GATF ini bagus untuk wisatawan nusantara, tapi kurang bagus karena outbound. Inbound-nya harus lebih besar daripada outbound-nya," kata Arief saat jumpa pers pembukaan Garuda Indonesia Travel Fair 2016 fase dua, di Jakarta Convention Center, Jumat 7 Oktober 2016 kemarin.

Tentu ada alasan mengapa tiket Jakarta-Tokyo PP harganya setengah dari tiket Jakarta-Sorong. Direktur Utama Garuda Indonesia, M. Arif Wibowo mengatakan hal tersebut terjadi karena mekanisme pasar.

"Ini adalah mekanisme pasar, lihat supply dan demand juga. Karena ada beberapa alasan, supply kita di sana masih terbatas, kemudian demand kita juga masih cyclical dengan artian musiman. Kita juga sedang mencoba mengakselerasi pertumbuhan itu. Ini adalah hal yang biasa dalam konteks supply dan demand. Kita secara korporasi dan komersial juga harus memastikan jika semua penerbangan kita operationaly feasible," kata Arif diwawancara setelah jumpa pers pembukaan GATF.

Sebenarnya penetapan tarif penerbangan dalam negeri telah diatur oleh Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 126 tahun 2015. Besaran tarif angkutan udara yang termasuk tarif jarak, pajak, iuran wajib asuransi dan iuran tambahan lainnya telah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan yang berkoordinasi dengan asosiasi penerbangan sipil nasional dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia.

Berbeda dengan tarif penerbangan internasional yang tak ada pengaturan atau penetapan harga namun lebih dipengaruhi persaingan atau kompetisi harga yang sangat ketat, permintaan dan ketersediaan kursi, harga bahan bakar, jarak rute, dan masih banyak lainnya. 

Nampaknya kita yang berkantong pas-pasan masih harus menahan keinginan untuk menikmati keindahan alam Indonesia ciptaan Yang Maha Kuasa.

(istimewa)

No comments:

Post a Comment