Thursday, February 23, 2017

Seorang Kepala Sekolah Di Riau Mengatakan Bahwa Siswi Kristen Diatur Oleh Al Quran Untuk Berjilbab

Seorang Kepala Sekolah SMP Negeri 2  Batu Rijal Hilir Peranap, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu-Riau, Erlonnofis MPd, mendadak menjadi pembicaraan ramai di seantero Riau hingga keluar daerah.

Erlonnofis pada Rabu 22 Februari 2017 mengaku bahwa siswi yang beragama Kristen di sekolah memang memakai jilbab. Namun ia tidak tahu berapa jumlah siswi beragama Kristen yang mengenakan pakaian jilbab.

Kepala Sekolah sebut siswi Kristen Harus Berjilbab
Erlonnofis, MPd Kepala Sekolah SMP N 2 Baturijal Peranap, Inhulu, Riau. (Foto : Mangasa Situmorang)

 "Saya rasa siswa-siswi Kristen di sini kalau tak salah ada 10 orang dan memang bagi siswi yang beragama Kristen mereka berjilbab," ujarnya.

Menurutnya, dasar hukum siswi Kristen berjilbab sudah diatur dalam kitab suci Al-Quran, karena dalam Al-Quran ada tertulis perempuan harus menutup aurat.  

"Di dalam Al-Quran kan sudah diatur bahwa setiap perempuan harus menutup aurat, makanya perempuan siswi Kristen pakai jilbab. Kalau pakai seragam jilbab juga untuk menjaga siswi dari gangguan laki-laki. Kalau siswa dahulu berbeda sama siswa sekarang oleh karena perkembangan teknologi. Tapi siswi tidak dipaksa pakai jilbab," katanya.

Seorang siswi SMP Negeri 2 Peranap, yang beragama Kristen, Anggita Simanjuntak yang duduk di kelas 8B menanggapi pernyataan Kepala Sekolah yang katanya tidak dipaksa pakai jilbab. Anggita pun menyatakan kekesalannya. 

"Kalau Ibu Kepala Sekolah sebut siswi Kristen tak dipaksa pakai jilbab, kenapa tidak ada pengumuman yang resmi supaya siswi Kristen melepas jilbab?  Saya rasa kalau Ibu Kepala Sekolah sebut tak dipaksa mengenakan seragam jilbab, sah-sah saja.  Namun saya katakan kami diwajibkan berjilbab," ujarnya.

Siswi Kristen lainnya, Evi Dermawati Sitinjak, kelas 7D, menyebut kalau peraturan mengenakan jilbab adalah tidak dipaksakan, namun terpaksa. Sebab dari dulu siswi-siswi di SMP Negeri 2 Peranap itu siswi Kristen berjilbab. 

"Kalau Ibu Kepala Sekolah bilang tidak dipaksa, kenapa Wakil Kepala Sekolah menyerukan kami berjilbab? Ibu Arwita Wakil Kepala Sekolah sendiri menyebut kalau kami siswi Kristen tak berjilbab nanti diejek-ejek siswi Muslim," katanya.


Evi berharap jikalau siswi Kristen memang tidak dipaksa memakai jilbab, seharusnya ada pengumuman resmi dari sekolah supaya siswi Kristen tak lagi harus memakai jilbab. "Kalau memang Ibu Kepala Sekolah menyebut kami tidak dipaksa pakai jilbab, harus ada pengumuman resmi bawa siswi Kristen tidak berjilbab. Saya juga meluruskan apa yang dikatakan Kepala Sekolah yang katanya siswa-siswi Kristen keseluruhan 10 orang, itu tidak benar. Setahu saya siswa-siswi Kristen kalau tak salah ada 35 orang," ujarnya.
(istimewa)

2 comments:

  1. Jangan memaksakan kehendak bu dosa....ibu kayaknya musti dipindahkan oleh mentri pendidikan ke daerah jakarta jadi kepala sekolah juga...kalau indonesia ini macem macem bu agamanys

    ReplyDelete
  2. Jangan memaksakan kehendak bu dosa....ibu kayaknya musti dipindahkan oleh mentri pendidikan ke daerah jakarta jadi kepala sekolah juga...kalau indonesia ini macem macem bu agamanys

    ReplyDelete